Sabtu, 11 Juli 2015

10 Manfaat Traveling


Menurut saya Traveling itu punya banyak manfaat. Gak sekedar hura-hura atau me-refresh pikiran tapi juga mempelajari hal-hal penting lainnya yang kadang kita gak sadari itu penting seperti : 

Menggunakan aneka macam toilet
Seorang traveler dituntut untuk pandai-pandai mengatur siklus tubuhnya sendiri termasuk jadwal buang air. Kala sedang traveler, bisa saja kita buang air di toilet bandara, terminal, stasiun, hotel, hostel, bahkan sampai toilet restoran cepat saji yang kita temui atau toilet supermarket setempat. Bagi traveler yang terbiasa buang air dengan jongkok, mereka akan belajar buang air dengan duduk, dan sebaliknya. Belajar menahan diri dari bau yang nggak kira harapkan. Belajar buat menjaga kebersihan juga.

Mendadak taat peraturan
Nah ini yang jamak terjadi. Kala kita lagi jadi traveler, mendadak kita rajin buang sampah pada tempatnya, menyiram setelah buang air, mengucapkan terima kasih kepada pelayan resto, menyeberang pada tempatnya, dan lain-lain. Padahal biasanya di negeri sendiri, di kota sendiri, biasanya kalau menyeberang main serobot gak peduli lampu merah, kalau buang sampah sembarangan, buang air pura-pura lupa menyiram, bahkan sampai menutup mata kala anak kita buang sampah di jalanan. Traveling mengajarkan kita untuk belajar taat peraturan. Ataukah karena takut dihukum ? Whatever it is, mau atau tidak, taat peraturan harus dilakukan kalau tidak mau dihukum. 

Explore banyak budaya dan perilaku
Pasti kita akan menemui budaya yang berbeda sama kita. Apalagi traveler lintas dunia. Mereka yang sering berpergian ke luar negeri akan sangat menghargai budaya orang lain. Misal ketika kita di Jepang, hendak masuk atau keluar toko, pelayan toko mengucapkan salam atau membungkuk untuk mengucapkan terima kasih, mau tak mau lama kelamaan kita juga ikut-ikutan minimal menganggukan kepala sebagai balasannya atau say thank you. Itu baru 1 negara, apalagi kalau sudah jadi traveler lintas benua, semua negara di benua yang ada di muka bumi ini pernah disinggahi, saya bisa mengatakan mereka akan jauh lebih menghargai perbedaan ketimbang mereka yang seperti katak dalam tempurung, tidak pernah pergi kemana-mana tapi dengan cepat tersulut api emosi ketika perbedaan itu di-skenario-in menurut kehendaknya sendiri-sendiri. Dunia memang selebar daun kelor tapi urat daun di daun kelor tidak pernah sama persis. 

Pelajaran scam di negara lain
Scam atau yang lebih dikenal sebagai palak terjadi juga di luar negeri. Negara maju gak menjamin bebas kejahatan. Negara yang konon katanya tempat para pasangan jatuh cinta saja hampir nggak kehitung tuh jenis scamnya. Coba deh searching di google atau tanya-tanya di komunitas traveling, mereka pasti memiliki cerita masing-masing kala berkunjung kesana. Ada yang dalam bentuk kecopetan, kopernya dibawa lari padahal lagi nunggu di dalam lobi hotel, sampai dengan alasan charity atau amal.

Koleksi cap di paspor
Koleksi cap di paspor saya memang masih di bawah 50 negara tapi paling nggak paspor saya cukup manis lah kalau dipamerin ke kawan-kawan saya yang lain. Dalam dunia traveling, cap di paspor itu penting. Bisa mengukur kadar seberapa sering kita berpergian, kadang-kadang juga bisa jadi pertimbangan untuk mengajukan visa entry permit ke negara tertentu.

Koleksi souvenir
Nah ini juga semua traveler pasti melakukannya. Paling gak kalau nggak kartupos yang sederhana ya koin sisa belanja. Atau seperti saya mengumpulkan snow globe miniatur dari banyak negara. Atau koleksi gantungan kunci khas negara tersebut, tumbler starbucks atau kaos hard rock dari beraneka tempat. Rasanya kurang afdol kalau kita traveling ke suatu tempat tapi tidak membawa kenang-kenangan.

Pengetahuan ibukota negara & mata uang bertambah
Waktu saya sekolah pelajaran sejarah saya agak-agak amburadul meski ulangan nggak pernah merah. Bedanya kalau dulu cuma menghapal karena ada ulangan, sekarang mengerti nama-nama ibukota negara itu karena pernah singgah kesana plus nama-nama mata uang negara yang pernah saya singgahi. Saya tidak salah lagi menyebut ibukota negara Korsel sebagai Pyongyang dan ibukota negara Korut sebagai Seoul. 

Belajar bahasa lokal
Paling penting bagi saya ketika saya akan traveling ke negara lain, 3 kata yang harus saya hapal dalam bahasa lokal : Terima kasih, Maaf, Toilet. Bahasa Inggris memang bahasa universal yang rata-rata penduduk dunia banyak mengetahuinya. Tapi kan nggak bisa diharapkan setiap penduduk lokal dimana kita singgah, tahu bahasa Inggris. Jadi penting buat traveler mengetahui minimal 3 kata itu dalam bahasa lokal tergantung negara mana yang akan kita datangi.

Menambah kenalan
Kita pasti akan menemui banyak orang-orang baru.

Kuliner asli
Segala sesuatu yang asli alias original pasti lebih bagus dari tiruannya. Banyak sih resto citarasa dari negara-negara lain merambah di bisnis kuliner Indonesia tapi rasanya once again kurang afdol kalau nggak mencicipi makanan khas di negara asalnya. Kita akan menambah pengetahuan baru atau paling gak sebagai perbandingan lidah pribadi masing-masing. Jadi sekalian traveling, sekalian mencicipi originalitas kulinernya.

Have enjoy reading...

Tidak ada komentar: